icon 0
icon TOP UP
rightIcon
icon Reading History
rightIcon
icon Log out
rightIcon
icon Get the APP
rightIcon

Run Away

Chapter 3 Lelaki Bernama Steve

Word Count: 1145    |    Released on: 13/04/2025

megah di tengah kota, memantulkan bayang

ukan sekadar gadis misterius dari masa lalu Arnan-ia adalah seorang analis keuangan baru yang ditugaskan langs

ang di wajahnya, sopan namun datar. Ia menyapukan pandangan ke sekitar rua

Ia mengenakan jas biru gelap dan dasi hitam. Rambutnya disisir rapi ke belakang, dan ekspr

e langsung menyusul dan

n?" gumamnya pelan, cu

ang kau kira," bala

aat pintu lift kembali terbuka, Steve menahan

ai 20 setelah makan siang," bi

.

, apalagi di perusahaan sebesar ini. Namun perintah dari atasannya di negara asal Steve tak bisa ditolak. Meski tugasnya masih dalam bida

oran logistik yang harus diselesaikannya. Tapi

berbeda, sikap berbeda, dan pekerja

pi Arnan tahu bena

angsung, menuntut jawaban. Tapi sejak pagi mereka bel

.

20, rua

penyimpanan tak terpakai. Alea masuk lebih dulu. T

ut baru gudang timur?

lu banyak pintu masuk," jawab Alea sambi

itu yang diingi

alam-dalam. "Arnan a

n kau harus menjauh darinya. Jangan

ah. "Aku tak yakin bisa terus

an itu bisa membunuhmu. Arnan orang cerdas. Kalau ka

a napas, men

u bukan gadis kecil yang dulu. Ingat sia

i dengan tatapan kosong. Setiap langkah ke dalam permainan in

.

saat matanya menangkap siluet Alea melintasi lo

sebentar, tap

a?" tanya Arnan,

jalan, seolah

le

hnya t

menusuk tajam. "Sudah kubila

tapi mata dan caramu menatapku-a

Ada luka, ada rasa bers

rnan. Jangan ganggu tugasku di sini," ucap

pi pikirannya mulai memahami. Sesuatu sedang

rempuan itu, ia akan mengetahuinya. Bukan untu

haknya berdetak mantap di lantai keramik, tapi jantungnya justru berdegup tak tentu arah. Ia tahu

, meski tak ada siapa-sia

erdengar dari belakang. Ia tak p

kini hanya berjarak satu meter di belakang

ber

bertemu, senyum tipis itu muncul-bukan senyum profesional ala Sally sang an

lebih mudah kalau kau tinggal diam dan m

gi orang yang dulu.

engalir. "Lalu kenapa kau masih terus mengejarku, hm?" Suaranya rendah, nyaris

wangi khas parfumnya. Bukan aroma lembut seperti sebelumn

mu," ucap Arnan pelan, tapi

a sedikit. "Tapi tubuh

iam. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, m

i lengan jas Arnan perlahan, "aku tak akan berdiri di sini dan membiarka

akhirnya, menangkap p

hkan terlalu lembut untuk ukura

erhenti mencari tahu? Salah besar," la

kali ini lebih dala

in membuatmu ragu. Dan kalau itu cukup untuk mem

Arnan, lalu mendekat lebih jauh, hingga

enarnya," bisiknya, "temui aku mala

n sebentar, lalu berbalik dan be

a sedang jatuh ke dalam permainan yang rumit. Tapi ia ju

rannya. Atau tenggelam lebih dalam ke dal

.

tauan, menyimak percakapan mereka melalui alat

ang, tak sep

a senyum samar di sudut bibirnya, semacam kegem

segera tahu siapa dirimu sebenarnya. Entah sebagai musu

Claim Your Bonus at the APP

Open