Run Away
megah di tengah kota, memantulkan bayang
ukan sekadar gadis misterius dari masa lalu Arnan-ia adalah seorang analis keuangan baru yang ditugaskan langs
ang di wajahnya, sopan namun datar. Ia menyapukan pandangan ke sekitar rua
Ia mengenakan jas biru gelap dan dasi hitam. Rambutnya disisir rapi ke belakang, dan ekspr
e langsung menyusul dan
n?" gumamnya pelan, cu
ang kau kira," bala
aat pintu lift kembali terbuka, Steve menahan
ai 20 setelah makan siang," bi
.
, apalagi di perusahaan sebesar ini. Namun perintah dari atasannya di negara asal Steve tak bisa ditolak. Meski tugasnya masih dalam bida
oran logistik yang harus diselesaikannya. Tapi
berbeda, sikap berbeda, dan pekerja
pi Arnan tahu bena
angsung, menuntut jawaban. Tapi sejak pagi mereka bel
.
20, rua
penyimpanan tak terpakai. Alea masuk lebih dulu. T
ut baru gudang timur?
lu banyak pintu masuk," jawab Alea sambi
itu yang diingi
alam-dalam. "Arnan a
n kau harus menjauh darinya. Jangan
ah. "Aku tak yakin bisa terus
an itu bisa membunuhmu. Arnan orang cerdas. Kalau ka
a napas, men
u bukan gadis kecil yang dulu. Ingat sia
i dengan tatapan kosong. Setiap langkah ke dalam permainan in
.
saat matanya menangkap siluet Alea melintasi lo
sebentar, tap
a?" tanya Arnan,
jalan, seolah
le
hnya t
menusuk tajam. "Sudah kubila
tapi mata dan caramu menatapku-a
Ada luka, ada rasa bers
rnan. Jangan ganggu tugasku di sini," ucap
pi pikirannya mulai memahami. Sesuatu sedang
rempuan itu, ia akan mengetahuinya. Bukan untu
haknya berdetak mantap di lantai keramik, tapi jantungnya justru berdegup tak tentu arah. Ia tahu
, meski tak ada siapa-sia
erdengar dari belakang. Ia tak p
kini hanya berjarak satu meter di belakang
ber
bertemu, senyum tipis itu muncul-bukan senyum profesional ala Sally sang an
lebih mudah kalau kau tinggal diam dan m
gi orang yang dulu.
engalir. "Lalu kenapa kau masih terus mengejarku, hm?" Suaranya rendah, nyaris
wangi khas parfumnya. Bukan aroma lembut seperti sebelumn
mu," ucap Arnan pelan, tapi
a sedikit. "Tapi tubuh
iam. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, m
i lengan jas Arnan perlahan, "aku tak akan berdiri di sini dan membiarka
akhirnya, menangkap p
hkan terlalu lembut untuk ukura
erhenti mencari tahu? Salah besar," la
kali ini lebih dala
in membuatmu ragu. Dan kalau itu cukup untuk mem
Arnan, lalu mendekat lebih jauh, hingga
enarnya," bisiknya, "temui aku mala
n sebentar, lalu berbalik dan be
a sedang jatuh ke dalam permainan yang rumit. Tapi ia ju
rannya. Atau tenggelam lebih dalam ke dal
.
tauan, menyimak percakapan mereka melalui alat
ang, tak sep
a senyum samar di sudut bibirnya, semacam kegem
segera tahu siapa dirimu sebenarnya. Entah sebagai musu