icon 0
icon TOP UP
rightIcon
icon Reading History
rightIcon
icon Log out
rightIcon
icon Get the APP
rightIcon
Run Away

Run Away

Author: Secret2
icon

Chapter 1 Pertemuan dalam Hujan

Word Count: 1007    |    Released on: 12/04/2025

n's

asnya hujan yang membasa

basah. Gaun itu terlalu tipis untuk cuaca seperti ini. Rambut panjangnya yang hitam legam menempel di wajah dan lehernya, dan tak ada s

nyala di tengah kelabu malam. Bahkan lampu jalan tampak enggan menyinari

njadi beku, dan suara hujan terdengar seperti nyanyian sunyi. Dalam hati,

kantor. Langkahku ringan menembus hujan, seakan ada sesuat

inya sendiri, seperti tengah melindungi sisa-sisa hangat yang masih ia punya. Matanya sembab. Butiran a

au basah kuyup," ucapku pelan, mencoba terdeng

tu menyimpan ratusan kisah yang belum terucap. "Aku kehilangan ibuk

akinya. Sepatu itu jelas terlalu besar, tapi apa lagi yang bisa kulakukan

isa mengantar pulang. A

n tubuhnya memelukku erat-hangat, basah, rapuh. Aku mem

pulang ke

siapa dia? Hantu? Penipu? Atau seseorang

ggal," katanya lagi, seolah

sendirian malam ini. Jika aku harus mati di tangan

-

kuselimuti tubuhnya. Ia menerima dengan diam, dan u

ini," ucapku sambil menyetir perl

a kasi

akut bersamaku?

a seperti itu, aku tahu k

bali melihat dua mobil hitam yang sejak tadi mengikutiku. Aku sempat

u, bukan?" tanyaku, l

ik. "Perasaanmu

tu berbelok dan hilang dari pandangan.

di pinggiran kota. Rumah ini hasil kerja kera

am. Tidur? Atau hanya pura-pura? Aku tak tahu, y

gan. Terlalu hening. Ada sesuatu tentang dirinya yang m

-

ku seharusnya tak memandang, tapi ada sesuatu yang... menarik. Luk

dan pikiranku. Saat keluar, aku dikejutkan ol

emeja putih milikku. Kemeja itu terlalu besar dan te

elkan telunjuk ke bibirku. "Ak

sur. Seolah semua ini normal. Seolah ka

pakaian. Nanti kau m

uk ke kamar mandi lagi. Saat keluar, di

ai yang lebih gelap? Di lemari sebela

tap berganti pakaian di hadapanku. Aku benar-be

tak perlu membel

gadis ini sedikit kacau dengan pikirannya atau mema

Setelah itu dia duduk bersila, tampak seperti anak kecil yan

u pria yang baik. Menjaga matamu, juga pikira

menahan euforia itu. "Aku melakukan ini pad

. Aku yang tertar

.. lebih gila karena mem

g ibumu me

orang jahat. Aku memben

ayahku... tidak datang ke pemakaman. Sampai sekarang aku tak pernah melihat kehadi

engenal Aya

ungkin aku tak mengenal wajahnya lagi. Kare

terlalu banyak c

am. Hanya suara hujan dan jam

ela. Mobil hitam itu-terparkir tak jauh dari rumah. Saat kutoleh ke Alea, dia termenung. Tatapan

enoleh cepat. Dia tahu namaku. Padah

Claim Your Bonus at the APP

Open