The Dawson Clan
rung-burung beterbangan seolah menyambut kehangatan sang surya. Kumbang-kumbang men
ang diketahui bernama Clara Huston menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang kekasih yang diketahui bernama Maxy Walter. Angin yang membelai wajahnya, membuat Clara sesekali memejamkan mata. Aroma kekasihnya yan
isertai rona merah di wajahnya, membuat Maxy tidak tahan untuk mengecupn
U
tepat di kening Clara, menambah semburat
eka harus berpisah di saat dia masih menikmati kebersamaan mereka. Menghembuskan napas pelan, akhirnya dia tersenyum pada prianya yang selalu membuatnya nyaman ketika berada di sampingnya.
n damai, semua penduduknya selalu menjaga keharmonisan satu sama lain. Selain itu, dia pria yang memiliki paras rupawan dan kebaik
axy terhenyak untuk sesaat, sebelum akhir
peluk tubuh gadisnya erat seolah takut jika dia
gan terpaksa mereka memisahkan diri ketika mengi
ngan mereka berjalan m
i kau akan menjadi istriku," bisik Maxy tepat di tel
ing telat makan, tidak boleh seperti itu. Kau harus menjag
ng ditanggapi anggukan oleh Clara. Dia melambaikan tangannya pada
mengingat dua bulan lagi dia akan menikah dengan pria yang sangat dicintainya. Awalnya, Clara berniat menuju kamarnya. Namun, terhenti ket
berapa saat yang lalu ada seseorang yang berbaring di sana. Rasa cemas mulai menggelayutinya, tapi luntur ketika dia m
tujuh, menandakan betapa jelitanya dia dulu ketika masih muda. Mungkin kecantikan yang dimiliki Clara diturunkan dari neneknya itu. Banyak orang yang mengetahui masa-masa muda neneknya, mengatakan bahwa wajah Clara s
uatku teringat pada orang itu," ucap nene
rtarik dengan arah pembicaran mereka, membuatnya be
lan dengan tatapannya yang m
k ya?" Awalnya, Clara hanya berniat menggoda, tapi reaksi Cleo
padaku, Nek. Aku jadi penasaran," ucapnya
pelan tapi masih terdengar jelas di telinga Clara. Dia mengelus lembut kepala Clara, membuat rasa nyaman seketika
pku. Rambutnya hitam bagai gelapnya malam, iris matanya merah semerah darah, kulitnya putih bagaikan porselen, tatapannya tajam bagai elang, tubuhnya tinggi, tegap dan atle
k bisa bersamanya." Cleo menundukan kepala, terlihat jelas kesedihan pada
kan sehingga Nenek tidak bisa bersamanya?" terka Cla
a terhenyak kali ini deng
ali lagi Clara mencoba menerka dan untuk
kan hanya terhenyak, kini Clara terperanjat kaget hingga tidak sadar d
mereka itu monster yang sangat mengerikan. Penampilan mereka sangat jelek
an darah sehingga mereka berubah menjadi mesin pembunuh. Pria itu berbeda, dia adalah vampir darah murni, seorang vampir bangsawan yang konon semua anggota keluarganya memiliki paras rupawan bagai
menempati desa ini, dan hutan terlarang dijadikan sebagai garis batas dari desa ini dan wilayah kekuasaannya. Sebenarnya perjanjian ini cukup merugikan bagi penduduk desa. Walau bagaimanapun di hutan itu banyak tumbuh berbagai macam pohon yang
g mengatakan pria itu sering mendatangi hutan itu. Aku yang sudah dibutakan oleh cinta akhirnya melakukan tindaka
engannya?" Cleo menggeleng dan rau
endatangi hutan itu lagi. Lalu aku bertemu dengan kakekmu dan akhirnya menikah denganny
tersenyum tipis sebelum akhirnya di
kan terbakar jika terkena sinar matahari, karena itu mereka hany
naman yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit tumbuh di hutan itu." Enta
menyembuhkan berbagai pen
luka serius pun bisa dise
tampak sedang berpikir atau mungkin sedang
nek tidak tahu n
iri tanaman itu, apa
dah dengan kelopak bunganya yang berwarna ungu pekat dan aromanya sangat harum. Bahkan leb
bumu menyiapkan makanan untuk makan malam." Sontak Clara menatap ke arah jam yang
klah, mari aku bantu berbaring." Clara membantu Cleo bangkit dari kursin
makanan untuk Nenek jika waktu makan malam telah tiba,
erkelebat di dalam pikirannya. Bukan cerita tentang vampir tampan itu melainkan tentang obat yang bisa menyembuhkan be
terlarang untuk mencari tanaman itu. Waktu masih menunjukan sore hari, masih butuh 2 jam hingga langit akan berubah menjadi gelap. Sebuah pertanda baik mengingat makhluk yang di
a bergidik ngeri hanya dengan melihat hutan itu dari luar. Angin dingin yang berhembus dari dalam hutan lebat itu membua
seolah mampu ditangkap telinga Clara. Pohon-pohon menjulang tinggi dengan banyaknya semak liar yang menambah keng
hutan untuk mencari tanaman yang sesuai d
bil memeluk tubuhnya sendiri karena hawa
ma sangat wangi. Oh, ayolah di mana tanaman obat i
ss
at di belakangnya. Clara segera menoleh ke arah belakangnya itu, tapi nihil ... dia tidak menemukan
ss
n sekelebat itu kembali melintas dengan
knya dengan suara be
menghiraukan arah depan. Ketika dia akhirnya menoleh ke arah depan, tiba-tiba rasa ngantuk menyerangnya dan di tengah kesadarannya yang mul