icon 0
icon TOP UP
rightIcon
icon Reading History
rightIcon
icon Log out
rightIcon
icon Get the APP
rightIcon

Genius Liar

Chapter 2 Two

Word Count: 1112    |    Released on: 09/10/2021

pukul 5 sore dari kantor, karena jarak antara kantor dan rumah kami yang terbilang cukup dekat, pukul 6 sore biasanya dia sudah

a pasti akan mengabariku lebih dulu. Mungkin karena alasan dirinya begitu terbuka y

tangan mereka sibuk memegang stick game. Mereka sedang memainkan playstation, game Ninja Ultimate ji

permainan. Raefal, suamiku ... berpura-pura memasang wajah ingin menangis, son

ebelum kuputuskan untuk ikut bergabung bersama mereka. Aku duduk

a?" ujar putraku disertai senyuman polosnya ya

yah?" sahut suamiku, b

kalah terus maen game-nya." De

ang jago maen game, bukan

affa. Sesekali dia menggelitik tubuh Raffa, sukses membuat putra kesayangan kami

Raffa tertawa berlebihan seraya memegangi perutnya yang mungkin mulai

capanku tanpa bantahan apa pun, terlihat dari dia yan

ddy, mai

i Daddy yang menang," ujar suamiku penuh semanga

raku yang tampak bersemangat memegang stick di tangannya, terkadang suara teriaka

game-nya bersama Raffa. Senyuman tak pernah luntur dari bibirku saat melihat pemandangan di de

ZK itu? Aku tak tahu jawabannya karena aku sendiri tak berani untuk menanyakannya pada Raefal. Aku terlalu takut, takut jawaban yang kudengar nanti aka

mang payah?" Aku tersenyum lebar menanggapinya, lalu kuberikan anggukan sebagai

ang seraya tiada henti mulut mungilnya berteriak kegirangan

efal seraya menoleh padaku. Aku tak tahu harus bereaksi a

pasti menang," ajak suamiku yang langsu

adari waktu sudah menunjukan pukul 9 malam sekarang. "Udah cukup mainnya ya. Waktunya Raffa tidur." Ak

me sama Daddy," rajuk Raffa, menola

h ke arah Raefal seolah meminta bantuan pada ayahnya untuk membujukku. Kupelototi Raefal ketika dia menatapku, m

sok kita maen game lagi," ucap Raefal, ak

aku masih ma

lanjutin ya,

kekeh melihat tingkah laku putra kami yang sangat menggemaskan ini, lantas tanpa ragu dia pun mengulurkan keli

menin dia tidur," pamitku, yang

g tak hentinya mengoceh. Raffa memang sumber kebahagiaan dan keceriaan dalam hidupku. Tanpa dia, entahlah ... ak

muti dia begitu tubuh kecilnya sudah berbaring nyaman di atas tempat tidur. Menepuk-ne

wood, entah apa judulnya karena aku lebih tertarik untuk mencari tahu apa yang sedang dilakukan suamiku. Kepalanya tertunduk, terlihat jelas tidak tertuju pada layar televisi, melainkan tertuju pada layar ponsel dalam genggaman tangannya. Dari bel

ah tidur?"

anggukan kecil,

menepuk-nepuk karpet kosong di sebelahnya. Aku me

malam, mendingan kamu juga tidur. Be

r duluan. Bentar lagi aku nyusul." Mendengar dia menjawab seperti itu, tak ada alasan lag

elap, banyaknya kegiatan hari ini cukup meng

Claim Your Bonus at the APP

Open